Cegah Penyakt Tidak Menular Dengan Teknologi Kesehatan Digital

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2021 diketahui bahwa 7 dari 10 penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia berasal dari penyakit tidak menular (PTM. WHO juga menyebut penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan penyakit pernapasan kronis, bertanggung jawab atas lebih dari 74% kematian global setiap tahunnya.

Menurut WHO, data tersebut menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk memanfaatkan teknologi kesehatan digital sebagai upaya meningkatkan intervensi yang efektif dan mengurangi beban yang semakin besar pada sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia.

“Investasi tambahan sebesar US$0,24 per pasien per tahun dalam intervensi kesehatan digital, seperti telemedicine, pesan seluler, dan chatbot, dapat membantu menyelamatkan lebih dari 2 juta jiwa dari penyakit tidak menular selama dekade berikutnya. Investasi ini juga dapat mencegah sekitar 7 juta kejadian akut dan rawat inap, sehingga secara signifikan mengurangi beban pada sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia,” demikian laporan yang dirilis bersama oleh WHO dan ITU (International Telecommunication Union), sebagaimana dikutip dari rilis WHO 23 September 2024.

WHO menyatakan, orang yang hidup dengan PTM memerlukan pemantauan rutin dan manajemen berkelanjutan, dan banyak yang memerlukan perawatan jangka panjang dan khusus. Alat digital seperti telemedicine dapat membantu mereka mengatasi hambatan dalam mengakses layanan kesehatan. Data dan alat waktu nyata untuk profesional layanan kesehatan juga dapat membantu mereka membuat keputusan yang tepat tentang pasien mereka.

“Masa depan kesehatan adalah digital. Namun, untuk mewujudkan visi ini, kita membutuhkan sumber daya dan kolaborasi,” kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Sementara itu Sekretaris Jenderal ITU Doreen Bogdan-Martin, mengatakan revolusi digital berpotensi untuk memicu revolusi Kesehatan. Sehingga, kata Bogdan Martin, diimbau untuk melakukan kolaborasi yang lebih besar antara sektor kesehatan dan teknologi termasuk pengembangan infrastruktur publik digital yang kuat.

“Yang penting untuk penyediaan layanan kesehatan digital yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat di mana saja tanpa meninggalkan siapa pun,” ujarnya.

WHO menyebut, setidaknya ada empat faktor risiko utama yang dapat menjadi faktor pemicu PTM yakni: penggunaan tembakau, pola makan yang tidak sehat, penggunaan alkohol yang berbahaya, dan kurangnya aktivitas fisik. Dimana dapat meningkatkan risiko PTM seperti tekanan darah tinggi, obesitas, glukosa darah tinggi, dan kolesterol tinggi.

“Alat digital, termasuk pesan seluler dan chatbot, dapat membantu individu untuk memahami faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan mendorong mereka untuk mengembangkan kebiasaan yang lebih sehat,” tulis WHO.

Sumber : Foto: Freepik