Kriteria Pangan Lokal yang Dapat Diberikan Kepada Balita dan Bumil
Dinas Kesehatan Kota Depok mulai tanggal 13 September 2024 akan memberikan makanan tambahan berbahan pangan lokal kepada 2197 balita dan 279 ibu hamil di Kota Depok. Mereka yang mendapatkan makanan tambahan adalah kelompok yang memenuhi kriteria yakni untuk balita adalah balita berat badan tidak naik, balita berat badan kurang dan balita gizi kurang. Sementara ibu hamil (bumil) yang masuk kriteria adalah ibu hamil kurang energi kronis (KEK) dan bumil risiko KEK.
Pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal akan dilakukan di 38 Puskesmas yang nantinya akan disalurkan kepada sasaran yang telah didata. Untuk balita akan diberikan selama 56 hari dan bumil akan mendapatkan pangan berbahan lokal selama 84 hari. Komposisi pangan lokal yang diberikan berupa makanan lengkap siap santap dan/atau kudapan secara bergantian setiap harinya.
Merujuk Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2023, dijelasakan bahwa yang dimaksud dengan pangan lokal adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi sumberdaya dan kearifan lokal dan menjadi alternatif sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Sementara itu, makanan lengkap yang diberikan adalah menu makanan lengkap bergizi seimbang sekali makan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk hewani dan nabati, sayuran dan buah, disertai dengan konsumsi air yang cukup. Sedangkan kudapan adalah makanan yang bukan merupakan menu utama (makan pagi, makan siang, makan malam) dikonsumsi diantara waktu makan utama yang dapat membantu memenuhi kecukupan kebutuhan harian.
Mengutip buku Petunjuk Teknis Pendidikan Gizi dalam Pemberian Makanan Tambahan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2018. Makanan berbahan pangan lokal yang akan diberikan kepada para sasaran, memiliki kriteria sebagai berikut: pangan lokal yang diberikan harus tersedia dan mudah diperoleh di wilayah setempat dengan harga yang terjangkau. Makanan lengkap untuk balita terbuat dari bahan makanan lokal dengan kandungan zat gizi yang sesuai untuk diberikan kepada balita usia 6-59 bulan untuk mencukupi kebutuhan gizi. Makanan lengkap untuk iIbu hamil berupa makanan lengkap yang terbuat dari bahan makanan lokal dengan kandungan zat gizi yang sesuai untuk diberikan kepada ibu hamil.
Selain itu juga ada persyaratan makanan lokal yang diberikan kepada masyarakat yang menjadi sasaran antara lain:
- Dapat diterima, makanan untuk ibu hamil dan balita diharapkan dapat diterima dalam hal bentuk, rasa dan biasa dikonsumsi sehari-hari. Bentuk dan rasa makanan dibuat bervariasi dan disesuaikan dengan selera sasaran sehingga tidak menimbulkan kebosanan. Makanan yang berbau tajam, pedas, terlalu asam, manis, asin kurang baik bagi kesehatan.
- Sesuai dengan norma dan agama, pemberian makanan tambahan lokal mempertimbangkan norma dan keyakinan yang berlaku pada masyarakat setempat.
- Mudah dibuat, makanan bagi ibu hamil dan balita hendaknya mudah dibuat dengan menggunakan peralatan masak yang tersedia di rumah tangga atau yang tersedia di masyarakat, serta pembuatannya tidak memerlukan waktu terlalu lama.
- Memenuhi kebutuhan zat gizi, makanan hendaknya memenuhi kebutuhan zat gizi sasaran dan memiliki daya cerna baik. Daya cerna yang baik dapat dicapai dengan teknik pengolahan makanan yang benar. Kebutuhan zat gizi ibu hamil lebih besar dibandingkan dengan kelompok sasaran lainnya.
- Terjangkau, makanan dapat diolah dari bahan makanan yang harganya terjangkau oleh masyarakat ekonomi rendah dan tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi, keamanan pangan dan selera sasaran. Bahan makanan yang digunakan dapat dan mudah dibeli di daerah setempat.
- Mudah didapat, bahan makanan yang digunakan mudah didapat sepanjang tahun, sebaiknya bahan makanan setempat yang diproduksi dan dijual di wilayah tersebut. Dengan menggunakan bahan makanan setempat diharapkan meningkatkan perekonomian masyarakat di pedesaan melalui pengembangan dan pendayagunaan potensi wilayah.
- Aman, makanan harus aman, tidak mengandung bahan pengawet, zat pewarna dan zat aditif lainnya. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia yang berbahaya serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat (halal).
- Memiliki kandungan gizi, makanan yang diberikan kaya zat gizi berupa sumber karbohidrat (nasi, jagung, sagu, kentang, singkong dll), sumber protein hewani (telur, ikan, ayam, daging dll) maupun protein nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan atau hasil olahan lainnya) serta vitamin dan mineral yang berasal dari sayuran buahbuahan.
Berikut contoh porsi makanan lokal untuk ibu hamil dan balita untuk satu kali makan adalah sebagai berikut :
Makanan Balita Porsi sekali makan untuk Balita usia 12- 59 bulan dapat dipenuhi dari:
- Nasi/ pengganti: ½ piring (100 gram)
- Lauk Hewani:1 potong sedang (40 gram)
- Lauk Nabati : 1 potong sedang (50 gram)
- Sayuran: 50 gram (1/2 mangkok)
- Buah: 50 gram (1 potong sedang)
Untuk Bayi usia 6-11 bulan makanan yang diberikan disesuaikan dengan usia, frekuensi, jumlah dan tekstur (lumat / lembik)
Makanan Ibu Hamil Porsi sekali makan untuk ibu hamil dapat dipenuhi dari:
- Nasi/ pengganti: 1 piring (200 gram)
- Lauk Hewani: 2 potong sedang (100 gram)
- Lauk Nabati :1 potong sedang (50 gram)
- Sayuran: 11/2 mangkok (150 gram)
- Buah: 2 potong sedang (100 gram)
“Pemberian makanan tambahan lokal bagi ibu hamil dan balita dalam bentuk makanan lengkap dari bahan makanan lokal sesuai jenis, karakteristik dan kandungan gizi untuk masing-masing sasaran,” demikian penjelasan dalam buku tersebut.
Diharapkan dengan mengonsumsi pangan lokal dapat meningkatkan status gizi, sehingga anak menjadi sehat dan berprestasi serta membantu pertumbuhan dan kesehatan janin dalam kandungan dan bayi yang akan dilahirkan. Sekaligus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mempersiapkan dan menyediakan makanan lokal sesuai prinsip gizi seimbang untuk ibu hamil dan balita dalam upaya membentuk keluarga sehat.
“Semoga kegiatan ini bisa memasyarakatkan pangan lokal yang kaya gizi sebagai hidangan sehari-hari untuk dikonsumsi warga,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, dr. Mary Liziawati.
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Depok