Pentingnya Literasi Kesehatan Bagi Siswa

Berdasarkan identifikasi yang dilakukan oleh Global Burden of Diseases-IHME, setidaknya ada 10 beban kesehatan terbanyak pada anak usia sekolah (PAUD, SD, SMP dan SMA di Indonesia) yang dikelompokkan berdasarkan usia 5-19 tahun. Kesepuluh penyakit tersebut yakni enterik (saluran pencernaan), penyakit kulit dan dibawah kulit, kelainan mental, cidera tidak disengaja, kelainan syaraf, masalah persendian,kurang gizi, infeksi saluran pernafasan, penyakit tidak menular, penyakit tidak menular dan infeksi perncernaan.

Sebagai upaya untuk mencegah meningkatnya permasalahan kesehatan pada para peserta didik maka diperlukan upaya mengenalkan informasi tentang kesehatan kepada para siswa. Salah satunya melalui literasi kesehatan yang mencakup kemampuan untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi kesehatan dasar serta layanan yang diperlukan untuk membuat keputusan kesehatan yang tepat.

“Jadi, 10 beban kesehatan tersebut yang terjadi pada anak usia sekolah yang sebenarnya bisa kita cegah. Jadi penguatan literasi kesehatan sangat dianggap perlu,” ujar Kepala Dinas Keseahtan Kota Depok, dr. Mary Liziawati, saat menyampaikan laporan pada kegiatan Advokasi Satuan Pendidikan Kesehatan di Kota Depok Dalam Rangka Memperkuat Literasi Kesehatan di Sekolah, pada Jumat 30 Agustus 2024 di Hotel Santika, Depok, Jawa Barat.

Pada acara yang dihadiri lebih dari 200 peserta secara hybrid ini, Mary menyampaikan, berdasarkan 10 beban kesehatan tersebut, telah diindentifikasi 22 topik kesehatan (perilaku sehat yang diharapkan dilakukan oleh anak usia sekolah) yang perlu diajarkan/disampaikan di sekolah dan masuk ke dalam kurikulum sekolah di Indonesia. Topik kesehatan ini berfokus pada perilaku terkait gizi, sanitasi, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, imunisasi, aktivitas fisik, pemeriksaan kesehatan, kepatuhan pengobatan hingga kesiapsiagaan bencana.

Menurut Mary, literasi kesehatan sudah bisa mulai disampaikan sejak usia dini, sehingga para pengajar dari usia Paud dan TK sudah dapat dilibatkan. Dengan demikian maka diharapkan anak-anak dari usia dini sudah mampu memahami bagaimana pola hidup bersih dan sehat dan juga cara menjaga kesehatan.

“Diharapkan ada pengetahuan terkait topik kesehatan tersebut yang dimiliki oleh peserta didik di setiap jenjang pendidikan,” sebut Mary.

Saat ini telah ada materi kesehatan dalam capaian pembelajaran dan mata pelajaran di setiap jenjang pendidikan/fase baik di sekolah dan madrasah. Mata pelajaran yang banyak terkait dengan materi kesehatan diantaranya adalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), IPAS (IPA, IPS), PPKn, Agama dan Budi Pekerti serta sesi bimbingan dan konseling. Selain itu juga materi kesehatan dapat menjadi pilihan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila, yang dilaksanakan oleh peserta didik diluar mata pelajaran dan juga melalui kegiatan ekstrakurikuler, antara lain UKS, PMR, Pramuka.

Mary berharap melalui kegiatan ini dapat tersampaikan informasi tentang bahan ajar kesehatan di tiap jenjang pendidikan. Sekaligus meningkatkan kapasitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam memanfaatkan bahan ajar kesehatan yang tersedia.

“Semoga kegiatan literasi kesehatan ini bisa membawa manfaat utamanya bagi siswa usia sekolah mulai dari Paud sampai dengan SMA,” ucapnya.

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Depok

Berita Terbaru