Kenali Sebab-Sebab Gangguan Pendengaran pada Anak

Gangguan pendengaran (hearing loss) terjadi ketika seseorang tidak mampu mendengar suara sebaik orang normal lainnya. Hal ini dapat terjadi pada siapapun, termasuk, bayi, anak, dan orang dewasa. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), satu dari enam belas orang di dunia memiliki gangguan pendengaran yang 60 persen dari seluruh kasus bisa dicegah. Sebenarnya, apakah yang menyebabkan gangguan pendengaran tersebut?

 

Sebab-sebab Gangguan Pendengaran pada Anak

Gangguan pendengaran dapat terjadi sejak anak berada di dalam kandungan. Berikut beberapa sebab yang meningkatkan risiko terjadinya gangguan pendengaran sejak di dalam kandungan:

  1. Gangguan pendengaran yang diwariskan dari orang tua secara langsung atau tidak langsung
  2. Bayi lahir prematur atau berat badan bayi lahir rendah (BBLR)
  3. Kesulitan saat melahirkan yang menyebabkan bayi mengalami kekurangan oksigen (hypoxia)
  4. Ibu mengalami infeksi saat kehamilan karena rubella, sifilis, infeksi otomegalovirus, dan  toksoplasmosis.
  5. Penggunaan obat yang dapat merusak kemampuan pendengaran seperti obat anti malaria quinine, antibiotik misalnya gentamycin, dan beberapa obat anti kanker.
  6. Penyakit kuning yang tidak diobati dengan baik.
 

Penyebab lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pendengaran pada anak, yaitu:

  1. Infeksi telinga yang ditandai dengan cairan yang keluar dari telinga dalam jumlah banyak dan deras
  2. Cairan yang tertahan di telinga tengah setelah anak mengalami demam atau infeksi telinga
  3. Kotoran telinga yang banyak karena masuknya serangga atau sebab lainnya
  4. Sering mendengar suara bising dengan intensitas suara yang besar
  5. Berenang di air yang kotor
 

Sebagai orang tua, sangat penting untuk mengetahui apakah anak kita memiliki gangguan pendengaran atau tidak. Gangguan pendengaran perlu sedini mungkin diketahui agar tidak menyebabkan gangguan serius pada kemampuan bicara dan belajar anak. Oleh sebab itu, mari kita mengenal beberapa tanda indikasi gangguan pendengaran pada anak.

 

Tanda-Tanda Gangguan Pendengaran pada Anak

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), gangguan pendengaran pada anak dapat diketahui pada beberapa kondisi berikut: 

  1. Anak jarang berbicara atau tidak menunjukkan tanda-tanda bicara sesuai dengan kalimat atau kata yang digunakan anak seusianya.
  2. Anak sering meminta untuk mengulang apa yang dikatakan sebelumnya
  3. Anak sering menambah volume suara televisi atau memiliki kesulitan mendengar apa yang disampaikan lewat telpon.
  4. Anak tidak memiliki pencapaian yang baik di sekolah atau memiliki masalah perilaku karena tidak mampu mendengar instruksi dengan baik
  5. Anak mengalami kondisi atau riwayat seperti adanya cairan yang keluar dari telinga (runny ears), telinga sakit atau tiba-tiba merasa suara di sekitarnya hilang, dan demam disertai telinga yang sakit.
 

Apabila anak Anda memiliki salah satu dari tanda di atas, ada baiknya segera memeriksakan anak ke fasilitas kesehatan. Gangguan pendengaran bukanlah hal yang perlu ditakuti melainkan perlu ditangani agar tidak menghambat perkembangan bicara dan belajar pada anak. Semakin cepat gangguan pendengaran dideteksi, akan semakin cepat penanganan yang diberikan. Beberapa rekomendasi dalam menangani gangguan pendengaran pada anak adalah dengan pemberian alat bantu dengar, mengajari bahasa isyarat, rehabilitasi kemampuan bicara atau keterlambatan bicara (speech delay), dan konseling. Pemeriksaan pendengaran perlu dilakukan secara rutin pada bayi, anak, orang usia lanjut, orang yang menggunakan obat-obatan tertentu, dan orang dewasa yang bekerja di tempat yang bising.


Sumber: WHO. 2020. Basic Ear and Hearing Care Resource. [https://www.who.int/news-room/initiatives/world-hearing-day-2020/information-materials]


Penulis: Mirza Oktariani, S.K.L

Sumber : UPTD PUSKESMAS LIMO

Berita Terbaru