
Peduli Kesehatan Gigi dan Mulut Sejak Bayi
Pada tahun 2007 World Dental Federation (Federasi Dokter Gigi Dunia) menetapkan tanggal 12 September sebagai Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia. Di Indonesia mulai tahun 2010, tanggal 12 September ditetapkan sebagai Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN), yang bertujuan mengajak masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut. Demikian informasi yang dikutip dari Majalah Mediakom Kementerian Kesehatan Edisi 98.
Menurut Mediakom, menjaga kebersihan gigi dan mulut anak dapat dimulai sejak bayi. Kemudian, ketika anak balita (bawah lima tahun) sudah mulai minum dengan menggunakan dot, disarankan untuk rajin membersihkan gigi anak dengan menggunakan kain kasa.
“Saat anak berusia 1 tahun, orang tua sudah bisa mulai menyikat gigi anak dengan menggunakan sikat gigi kecil. Setidaknya orang tua masih menyikatkan gigi anak minimal sampai usia 3 tahun,” kata drg. Sulih Syafitri Anggun Sari, sebagaimana ditulis Mediakom.
Apabila si kecil sudah meminta untuk menyikat gigi sendiri, Sulih menyarankan orang tua tetap mengawasi dan menyikat ulang jika gigi anak belum semuanya bersih. Selain itu, kata Sulih, saat anak mulai belajar menyikat gigi sendiri, mereka jangan dulu diberikan pasta gigi. Apalagi jika si kecil belum bisa berkumur.
“Lebih baik jangan dulu gunakan pasta gigi karena khawatir tertelan. Kalau anak sudah bisa berkumur, baru boleh menggunakan pasta gigi dan berkumur menggunakan air minum,” imbaunya.
Menyikat gigi pada anak sangat penting, karena pada masa pertumbuhan ini penyakit gigi dan mulut mudah menghinggapi si kecil. Salah satu penyakit gigi dan mulut yang kerap menyerang anak adalah rampan karies. Rampan karies adalah suatu keadaan dimana sebagian besar atau semua gigi susu mengalami kerusakan (karies) secara luas dan berkembang dengan cepat.
Penyakit gigi dan mulut lainnya yang biasa menyerang anak antara lain gigi depan geripis dan gigi berwarna hitam. Hal tersebut terjadi karena kurangnya anak menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi yang benar padahal pada usia tersebut anak mulai makan berbagai jenis makanan.
“Bisa juga karena anak kurang makan sayur dan buah sehingga gigi tidak dibersihkan secara alami,” tambah Sulih.
Sikat Gigi yang Benar
drg. Indra Dharmawan menyebutkan ada beberapa jenis sikat gigi yang dapat dilihat pada label sikat gigi. Diantara pilihan yang ada biasanya terdiri dari soft, medium atau hard. Pilihan tergantung kekuatan menyikat dan gigi Anda. Ujung bulu sikat yang terlalu keras dapat merusak gusi, akar, dan lapisan pelindung gigi, terutama jika menyikat terlalu kencang. Jenis sikat gigi yang disarankan oleh Indra adalah tipe medium, sedangkan untuk pasta gigi tidak ada merek tertentu yang disarankan namun harus mengandung fluorida.
“Teknik menyikat giginya, separuh penampang sikat di gusi, separuh lagi di lidah hingga membentuk 45 derajat. Gusinya dipijat-pijat sehingga bisa keluar kotorannya dari situ dan kalau makan jangan gunakan satu sisi saja tapi 2 sisi karena kalau tidak dipakai mengunyah akan banyak karang giginya, itu yang salah,” sebut Indra.
Sementata itu drg. Titin Sumarni mengatakan, untuk mencegah agar tidak terjadi masalah gigi dan mulut apalagi sampai terjadi infeksi, disarankan agar orang-orang rajin melakukan kontrol ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali. Tidak hanya itu, kita juga harus rajin menggosok gigi minimal 2 kali sehari pada pagi dan malam hari.
“Sebaiknya sesudah makan pagi dan sebelum tidur. Harus sikat gigi sebelum tidur karena jika dibiarkan sisa makanan akan melekat dalam mulut. Pada saat kita tidur mulut kita kan pasif, sedangkan bakteri yang ada di dalam mulut akan aktif bereaksi dengan sisa makanan itu,” sarannya.
Sumber : Foto: Diolah Dari Canva